Seleksi Penerimaan MABA 2017 UI dan UNPAD Ditiadakan

Masukuniversitas.com. Bila Anda calon mahasiswa ataupun sudah mahasiswa pastinya pernah mendengar Ujian Masuk Jalur Mandiri atau seleksi masuk secara mandiri. Program seleksi ini diberlakukan untuk menempuh ke perguruan tinggi negeri.

Seleksi penerimaan MABA 2017 UI dan UNPAD ditiadakan: Ujian Seleksi Secara Mandiri

Seleksi Penerimaan MABA 2017 UI dan UNPAD Ditiadakan

Nah berbicara seleksi masuk mandiri, Universitas yang termasuk favorit di Indonesia dan menjadi beberapa kampus yang peminatnya banyak diantaranya Universitas Indonesia (UI) dan juga Universitas Padjajaran (UNPAD) memberikan info ke masyarakat khususnya anak didik yang ingin menempuh ke PTN ini bahwa seleksi penerimaan mahasiswa baru 2017 meniadakan ujian mandiri. Yah kedua kampus beken ini.

Kedua Universitas ini, hanya mengadakan seleksi untuk jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) serta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat SBMPTN. Hal ini pula telah disampaikan oleh Dr. Emil Budianto pada konferensi pers setelah selesai memberikan seminar pendidikan di Jakarta, Minggu (19/2/2017) yang diselenggarakan BTA.

Dr. Emil Budianto juga mengatakan bahwa keputusan ini telah diambil berdasarkan Permenristekdikti 126/2016 tentang penerimaan MABA (Mahasiswa Baru) program sarjana. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan idealnya dalam ujian masuk mandiri diambil berdasar dari hasil SBMPTN.

Berdasar pada Permenristekdikti itu alokasi untuk seleksi lewat penelusuran prestasi minimum 30 %. Lalu ujian tulis atau SBMPTN minimal 30 %, serta ujian mandiri maksimal 30 %.

Sebagai gantinya, UI merubah alokasi penerimaan MABA untuk SNMPTN yaitu 30 % serta 70 % untuk SBMPTN.

“Untuk kampus lain, dalam ujian mandiri masihlah mengadakannya. Namun di UI dan UNPAD tidak mengadakan program seleksi sarjana ini. ”

Hasahatan Manulang selaku Direktur Bimbingan Tes Alumni 8 (BTA 8), menyampaikan ada banyak orangtua yang memaksakan anaknya untuk masuk ke fakultas kedokteran.

“Dokter masihlah dianggap sebagai profesi yang menjanjikan dan juga bergelimang harta. Walau sebenarnya dokter sendiri saya lihat, jarang berjumpa anaknya lantaran mesti mengejar target,” kata Hasahatan. Dikutip dari Tribunnews.com.

Idealnya orangtua cuma menolong anaknya untuk menemukan dimana “passion” anak itu, walau sesungguhnya kemauan orangtua itu baik.

“Kecenderungan saat ini, banyak anak memilih program studi yang tidak sama dengan keinginan orang tuanya, “ungkapan Hasahatan.

Add a Comment

error: Content is protected !!